PENGELOLAAN KELAS
PENGELOLAAN
KELAS
Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara
Efektif
Manajemen kelas yang efektif akan
memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Para pakar dalam bidang manajemen
kelas melaporkan bahwa ada perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik untuk
mengelola kelas. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk
mengembangkan hubungan dan kesmpatan untuk menata diri. Manajemen kelas yang
mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat
melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif,pemikiran dan
konstruktif pengetahuan sosial. Secara historis, dalam manajemen kelas, guru
dianggap sebagai pengatur.Model manajemen kelas yang baru bukan mengarah pada
mode permisif. Penekan pada perhatian dan regulasi diri murid bukan berarti
guru tidak bertanggungjawab atas apa yang terjadi dikelas.
Kelas padat,Kompleks,dan Berpotensi
Kacau
Dalam
menganalisis lingkungan kelas, Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam
karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya:
-
Kelas adalah multidimensional. Kelas
adalah setting untuk banyak aktivitas, mulai dari aktivitas akademik seperti
membaca, menulis,dan matematika sampai aktivitas sosial.
-
Aktivitas terjadi secara simultan.
Banyak aktivitas kelas terjadi secara simultan. Satu klaster murid mungkin
mengerjakan tugas menulis,yang lainnya mendiskusikan suatu cerita bersama guru,
dan murid lainnya mengerjakan tugas yang lain.
-
Hal-hal terjadi secara cepat. Kejadian
sering kali terjadi dikelas dan membutuhkan respon cepat.
-
Kejadian seringkali tidak bisa
diprediksi.
-
Hanya ada sedikir privasi.
-
Kelas punya sejarah.
Memulai dengan benar
Salah satu kunci untuk mengelola
kompleksitas adalah mengelola hari-hari pertama dan minggu-minggu awal masa
sekolah secara cermat dan hati-hati.Anda harus menggunakan masa-masa ini untuk
(1) menyampaikan aturan dan prosedur yang anda gunakan pada kelas dan mengajak
murid bekerja sama untuk mematuhinya. (2) mengajak murid terlibat aktif dalam
semua aktivitas pembelajaran.
Penekanan pada Instruksi dan
Suasana Kelas yang Positif.
Dalam sebuah studi klasik, Jacob Kounin
(1970) tertarik untuk menemukan bagaimana guru merespon perilaku murid yang
menyimpang. Kounin terkejut ketika menemukan bahwa manajer kelas yang efektif
dan tidak efektif memberikan respon terhadap perilaku itu dengan cara yang sama.
Manajer yang efektif jauh lebih baik ketimbang manajer yang tidak efektif dalam
manajemen aktivitas kelompok. Para peneliti dibidang psikologi pendidikan
senantiasa menemukan bahwa guru yang membimbing dan menata kegiatan kelas
secara kompeten jauh lebih efektif ketimbang guru yang hanya menekan pada
kedisiplinan.
Tujuan dan Strategi Manajemen.
Manajemen kelas yang efektif punya dua
tujuan:
Membantu
murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu
aktivitas yang tidak diorentasikan pada tujuan. Carol Weinstein (1997)
mendeskripsikan jumlah waktu yang tersedia untuk berbagai aktivitas kelas
disekolah menengah yang biasanya rata-rata 42 menit. Waktu belajar tahunan
biasanya sekitar 62 jam, yang kira-kira hanya setengah hari dari waktu yang diwajibkan.
Mencegah
murid mengalami problem akademik dan Emosional. Kelas yang dikelola dengan baik
tidak hanya akan meningkatkan pembelajaran yang berarti, tetapi juga membantu
mencegah berkembangnya problem emosional dan akademik.
MENDESAIN LINGKUNGAN FISIK KELAS
Prinsip Penataan Kelas.
Berikut ini 4 prinsip dasar yang
dapat anda pakai untuk menata kelas anda (Evertson,Emmer,& Worsham,2003):
1.
Kurangi kepadatan ditempat lalu lalang.
2.
Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah
melihat semua murid
3.
Materi pengajaran dan perlengkapan murid
harus mudah diakses
4.
Pastikan murid dapat dengan mudah
melihat semua presentasi kelas.
Gaya
Penataan
Dalam memikirkan bagaimana cara anda
mengorganisasikan ruang fisik kelas, anda harus bertanya kepada diri sendiri
tipe aktivitas pengajaran apa yang akan diterima murid:
Penataan kelas standar.
Dalam Gaya Auditorim tradisional, semua murid duduk menghadap guru.
Penataan ini membatasi kontak murid tatap muka dan guru bebas bergerak kemana
saja. Dalam Gaya Tatap muka( face to face) murid saling
menghadap. Gangguan dari murid lain akan lebih besar dalam susunan ini
ketimbang pada susunan auditorial. Gaya
Off-set, sejumlah murid duduk dibangku tetapi tidak duduk berhadapan
langsung sama lain.
Gaya seminar,
sejumlah besar murid (10 atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau
persegi, atau bentuk U. Ini terutam efektif dalam kegiatan diskusi.
Gaya Klaster (cluster), sejumlah murid bekerja dalam kelompok
kecil. Susunan ini terutama efektif pada untuk aktivitas pembelajaran
kolaboratif.
Susunan
meja yang mengelompok akan mendorong interaksi sosial di antara murid.
Sebaliknya, susunan meja yang berbentuk lajur akan mengurangi interaksi sosial
diantara murid dan mengarahkan perhatian murid kepada guru. Zona aksi adalah
kursi didepan dan tengah susunan lajur. Murid di kursi ini lebih mungkin
berinteraksi dengan guru, mengajukan pertanyaan, dan mengawali diskusi
ketimbang murid yang ada di pinggir.
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG POSITIF
UNTUK PEMBELAJARAN.
Strategi Umum
Menggunakan
gaya Otoritatif. Gaya manajemen kelas otoritatif berasal
dari gaya parenting menurut Diana Baumrind. Strategi manajemen kelas otoritatif
akan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang
independen tetapi strategi ini masih menggunakan sedikit monitoring murid. Gaya
manajemen kelas otoritan, adalah
gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban
dikelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang
dan mengontrol murid dan tidak banyak
melakukan percakapan dengan mereka. Gaya
manajemen kelas yang permisif memberi banyak otonomi pada murid taoi tidak
memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau
pengelolaan perilaku mereka.
Mengajak Murid Untuk Bekerja.
Menjalin
Hubungan Positif dengan Murid. Sebuah studi menemukan
bahwa, selain membuat aturan dan prosedur yang efektif, manajer kelas yang
efektif juga menunjukan perhatian pada murid . Perhatian ini menyebabkan kelas
dirasakan aman dan nyaman bagi murid dan mereka merasa diperlakukan secara
adil. Guru peka terhadap kebutuhan dan kecemasan murid dan juga punya
keterampilan komunikasi yang baik, dan mendengar dan mengekpresikan perasaanya
kepada murid secara efektif.
Mengajak Murid untuk Berbagi dan
Mengemban Tanggung jawab. Beberapa pakar manajemen keals
percaya bahwa berbagai tanggung jawab dengan murid untuk membuat keputusan
kelas akan meningkatkan komitmen atau kepatuhan murid pada keputusan itu.
Beri hadiah Terhadap Perilaku yang
Tepat. Berikut ini beberapa pedoman untuk menggunakan
imbalan dalam mengelola kelas.
-
Memilih penguat yang efektif, seperti
pujian.
-
Gunakan Prompts dan Shaping Secara
Efektif
-
Gunakan hadiah untuk memberi informasi
tentang penguasaan,bukan untuk mengontrol perilaku murid.
Comments
Post a Comment