ANDRAGOGI DAN PENDAGOGI


ANDRAGOGI DAN PENDAGOGI



Lingkup Aplikasi dan Isu-isu Andragogi

1.Lingkup Aplikasi
     Baik secara konseptual maupun praktikal,andragogi berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi,khususnya untuk domein keterampilan lunak (soft skill), seperti pengembangan manajemen. Seni mengajar orang dewasa berlaku disemua tempat,ketika peserta didik atau warga belajarnya menunjukan tanda-tanda kedewasaan yang baik. Dengan demikian aplikasi andragogi atau pendagogi contoh penerapan prinsip-prinsip andragogi dengan desain pelatihan seperti berikut:
- Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal-hal tertentu yang diajarkan, misalnya,perintah tertentu,fungsi,operasi dan lain-lain.
-  Pengajaran harus berorientasi pada tugas yang bermakna,bukan menghafal.
- Pengajaran harus mempertimbangkan berbagai latar belakang yang berbeda dari peserta didik,
bahan belajar dan kegiatan harus memungkinkan berbagai tingkat atau jenis pengalaman sebelumnya
- Karena orang dewasa cenderung mandiri, pengajaran harus memungkinkan pembelajar menemukan hal-hal untuk diri mereka sendiri.

Asumsi-asumsi Knowles bagi pembelajaran orang dewasa:
1.      Kebutuhan untuk tahu. Peserta didik atau pelajar dewasa perlu mengetahui mengapa mereka hatus mempelajari sesuatu sebelum melakukan dan mempelajarinya.
2.      Konsep diri. Pelajar dewasa harus bertanggungjawab atas keputusan mereka sendiri.
3.      Peran pengalaman belajar. Pelajar dewasaa memilii berbagai pengalaman hidup yang merupakan sumber terkaya baginya untuk belajar.
4.      Kesiapan untuk belajar. Pelajar dewasa siap untuk belajar hal-hal yang yang perlu mereka ketahui agar dapata mengatasi secara efektif situasi kehidupannya.
5.      Orientasi belajar. Pelajar dewasa termotivasi untuk belajar apabila mereka merasa bahwa materi yang dipelajari akan membantu mereka menjalankan tugas-tugas yang dihadapinya sesuai dengan situasi kehidupan mereka.

LIMA ISU
Formulasi prinsip-prinsip andragogi dikembangkan knowles sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan pemikiran Alexander Kapp tahun 1833. Hal ini merupakan asumsi dan nilai-nilai yang mendasari banyak teori pendidikan orang dewasa modern. Andradogi awalnya didefenisikan sebagai “seni dan ilmu” untuk membantu orang dewasa belajar. Belakangan ini istilah andragogi cenderung didefenisikan sebagai sebuah alternatif untuk pendagogi yang fokusnya mengacu pada pendidikan bagi siswa atau peserta didik dari segala usia. Moral andragogi menegaskan lima isu akan dipertimbangkan dan dibahas dalam pembelajaran formal. Lima isu itu adalah:
1.      Memberikan kesempatan kepada peserta didik tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk dipelajari.
2.       Menunjukan kepada mereka peserta didik bagaimana mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi yang tersedia.
3.      Topik kegiatan belajar terkait pengalaman peserta didik.
4.      Manusia tidak akan belajar sampai mereka siap dan termotivasi untuk belajar.
5.      Diperlukan upaya membantu mereka mengatasi hambatan,perilaku,dan keyakinan tentang belajar.

2. PERGESERAN KONSEPSI
Di era informasi ini, implikasi pergeseran konsepsi pembelajaran berpusat pada guru ke berpusat kepada siswa merupakan fenomena pendidikan yang mengejutkan. Keduanya ada dalam realitas dan sering kali terpaksa seperti itu. Kata “berpusat” dalam kerangka “berpusat pada guru” atau “berpusat kepada siswa” mestinya diapahami sebagaimana yang dominan pada situasi bagaimana dan untuk tujuan apa.
Bagaiman kita bisa mengharapkan untuk menganalisis dan menyintesis banyak informasi, jika kita beralih kepada orang lain untuk menentukan apa yang harus dipelajari, bagaimana materi itu akan dipelajarai, dan kapan akan dipelajari, Meskipun sekarang generasi selanjutnya mungkin bebas dari bias pendagogis, kebanyakan orang dewasa pada saat ini tidak ditawarkan akses teknologi semacam itu.

3 ANTONIM PADAGOGI.
Andragogi adalah antonim atau kata yang berlawanan makna dengan pedagogi. Dalam pedagogi muncul kekhwatiran dengan transmisi konten, sementara pada andragogi fokus perhatian pada bagaimana memfasilitasi akuisisi konten. Sebagai antonim pendagogi, praksis didasari atas asumsi seperti berikut ini :
a.       Pelajar atau warga belajar dewasa bergerak menuju kemerdekaan dan mengarahkan dirinya sendiri.
b.      Pengalaman belajar adalah sumber yang kaya untuk belajar bagi siswa atau warga belajar dewasa.
c.       Orang-orang dewasa mempelajari apa yang perlu mereka ketahui, sehingga program belajar diorganisasi di sekitar aplikasi kehidupan mereka.
d.      Pengalaman belajar harus didasarkan sekitar pengalaman, karena kinerja orang yang terpusat dalam pembelajaran mereka.

Perbedaan antara Pedagogi dan Andragogi


1.      Aspek Fundamental.

Malcolms S. Knowles membedekan kedua disiplin ilmu andragogi dan pendagogi:


Andragogi
Pendagogi

1.      Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
2.      Gaya belajar Independen
Gaya belajar dependen
3.      Tujuan fleksibel
Tujuan ditentukan sebelumnya
4.      Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi.
5.      Menggunakan metode pelatihan aktif
Metode pelatihan pasif

6.      Pembelajar mempengaruhi kecepatan dan waktu
Guru mengontrol kecepatan dan waktu.
7.      Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting.
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
8.      Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
Belajar berpusat pada isu atau pengetahuan teoritis
9.      Peserta dianggap sebagai sumberdaya utama untuk ide-ide dan contoh
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh

Malcom S Knowles secara lebih rinci menyatakan sumsi dan proses pendagogi untuk dibedakan dengan andragogi. Asumsi dan proses dimaksud disajikan berikut ini:


Asumsi Pendagogi
Asumsi Andragogi
1.      Konsep diri
Ketergantungan
Peningkatan arah-diri atau kemandirian.
2.      Pengalaman
Berharga kecil
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar
3.      Kesiapan
Tugas perkembangan: tekanan sosial
Tugas perkembangan: peran sosial
4.      Perspektif waktu
Aplikasi ditunda
Kecepatan aplikasi
5.      Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajaran
Berpusat pada masalah
6.      Iklim belajar
Berorientasi otoritas,resmi,dan kompetitif.
Mutualitas/pemberian pertolongan,rasa hormat,kolaborasi,dan informasi
7.      Perencanaan
Oleh guru
Reksa (mutual) diagnosis diri
8.      Perumusan tujuan
Oleh guru
Reksa negoisasi
9.      Desain
Logika materi pelajaran,unit konten
Diurutkan dalam hal kesiapan diri
10.  Kegiatan
Teknik pelayanan
Teknik pengalaman
11.  Evaluasi
Oleh guru
Reksa diagnosis kebutuhan dan reksa program pengukuran.

Comments

Popular posts from this blog

PENGELOLAAN KELAS

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL